Aku dan Diriku, Kamu dan Dia

 Tentang Diriku,

    Dear me, usia bukan sebuah ukuran ataupun pembanding dirimu dengan orang lain oleh karena itu cukup menjadi apa yang kamu inginkan tak perlu menjadi seperti orang lain. menyadari bahwa usiaku tak lagi muda,, apa dan sejauh mana pencapaianmu? aku baru akan memulai.. (Hahhhaa) mungkin sebagian orang akan mentertawakan aku dan menganggap hidupku seperti lelucon yang pantas untuk ditertawakan. Tentu silahkan saja, lakukan hal apapun yang kalian inginkan karena itu sama sekali bukan menjadi urusanku.

25 tahun berlalu tentu sudah sangat banyak hal yang terlewati dalam kehidupanku, tetang keluargaku, sahabat, teman lama, teman di tempat kerja, orang asing atau tentang dia dan dia.. semuanya memiliki kisahnya masing-masing. akan tetapi karena tulisan ini tentang diriku maka aku akan lebih banyak menceritakan tentang bagaimana aku. harus aku mulai dari mana? jika langsung menceritakan bagaimana aku sekarang tentu tak akan menjadi cerita yang urut, tapi sedikit tetang diriku yang sekarang, entah sejak kapan aku menjadi seorang introvert.. mungkin nanti jawaban ini akan ditemukan, 

    Bagaimana masa kecilku,, ingatanku tetang masa - masa itu sudah mulai pudar, tetapi ingatan tetang keluargaku? aku masih sangat mengingat semuanya, aku terlahir dari keluarga biasa, ibu dan bapak hanya bekerja sebagai petani, dan masa kecilku sangat sulit, keluarga ibuku cukup rumit dibandingkan dengan keluarga bapak, tetapi aku lebih menyukai keluarga ibu karena disana lebih banyak kasih sayang dibandingkan dengan keluarga bapak, ada beberapa orang yang bisa dibilang jahat disana. lalu bagaimana dengan saudaraku? aku memiliki satu kakak laki-laki dan satu adik perempuan, kakakku bukan orang yang asik, bahkan sampai aku lulus smk pertengkaran demi pertengkaran masih sering terjadi diantara kita, sampai terakhir kami saling bertengkar th 2016, sepertinya itu menjadi yang terakhir hanya masalah perbedaan pendapat, dan setelahnya kakakku tak pernah ikut campur dengan urusanku lagi, dan kami pun jarang sekali berkomunikasi sampai saat ini, rindu?? tentu saja, sangat sangat rindu, se nakal apapun dulu dia kepadaku, se sakit apapun perkataan yang pernah dia katakan kepadaku, itu semua dia lakukan karena dia benar - benar mencintai aku sebagai adiknya, dia tak ingin aku terluka. aku masih ingat saat dia akan menikah, tepatnya saat usia nya sama denganku saat ini, 25 tahun, perbedaan usia diantara kami 7th, jadi saat itu usiaku baru 18 tahun, untuk pertama kali nya aku merasakan patah hati ditinggalkan oleh orang yang mencintaiku, aku tahu dia tetap menjadi kakakku tak akan ada yang berubah, tapi satu hal yang aku sadari, bahwa dunianya bersama dengaku akan berubah. dan benar saja, satu minggu tanpa kehadirannya dirumah terasa hampa.. kamarnya kosong, tak ada teman bercanda tawa di pagi hari, dan duniaku mulai berubah, sebulan setelahnya aku pun harus pergi merantau jauh dari keluarga, pada saat itulah aku sadar bahwa aku harus menjadi dewasa bukan lagi remaja, masa - masa remajaku sudah berakhir "aku harus mandiri". Dan sekarang aku hanya bisa mendoakan untuk kebahagiaan keluarga kecilmu, bahagiakan selalu istri dan anakmu, sehat selalu. bagaimana dengan adik perempuanku, sefitri namanya.. dia adikku yang manis, penurut dan tak banyak menuntut,, aku tak bisa berbuat jahat kepada dia karena satu kesalahan yang pernah aku lakukan di masa lalu yang akan selalu membekas dalam ingatan, kesalahan yang akan membuatku bertanggung jawab dengan dirinya sampai kapanpun juga,, aku tak bisa berbuat nakal ataupun melakukan hal yang sama seperti yang kakakku lakukan padaku dulu, karena menurutku menunjukan rasa sayang tak selamanya dengan cara yang seperti itu, mengganggunya atau membuatnya menangis. mungkin karena masa kecilnya tak banyak kami habiskan bersama, oleh karena itu aku merasa bersalah pada adikku karena tak bisa membersamai dia tumbuh menjadi gadis remaja. sekarang usiannya sudah 15 tahun,, aku pergi merantau saat dia masih kelas dua SD,, maafkan aku karena bukan kakak yang baik. berbeda dengan masa-masa kakakku dan aku,, kami tumbuh bersama sampai aku kelas satu SMP dan aku bahkan merasakan bagaimana mengenal teman-teman sekolah SMP-SMK kakakku pada saat itu, semuannya bersikap baik kepadaku. bahkan aku pernah menyukai satu teman laki-laki dari kakakku pada saat itu, aku ingat namanya "mas wisnu" senyumannya yang manis, sayang kisah cintanya tak se manis senyumannya. dia menikah dengan seorang perempuan yang sudah memiliki anak dan ternyata pernikahan mereka karena sebuah kesalahan tak seharusnya mereka lakukan sebelum pernikahan (pasti kalian tahu apa itu). kembali dengan kisah adiku yang manis,, aku sangat berterimakasih karena kamu tumbuh dengan baik. semoga kamu terus tumbuh menjadi gadis baik yang memiliki tulang yang kuat, karena kamu anak bontot.

    Bagaimana dengan masa remajaku?? ini masa yang paling menyenangkan menurutku, masa remajaku dimulai saat aku memasuki sekolah menengah pertama dimana lebih banyak teman yang aku kenal dan aku temui, aku menjadi orang yang lebih ambisius karena dipertemukan dengan teman-teman yang memiliki kemampuan lebih secara akademis dibandingkan dengan diriku ini, bahkan aku mulai memasuki circle dunia pertemanan dengan mereka dan anehnya ada beberapa orang di kelasku saat itu yang tak menyukai nya dan terlalu sering menggangku, aku sadar pada usia itu aku bukan orang yang kuat bahkan aku hanya orang yang lemah, aku terlalu sering menangis di sekolah, karena aku tak suka di ganggu aku tak suka di sentuh, aku terlalu takut dengan lawan jenis mereka sangat menyeramkan menurutku pada masa itu, bahkan untuk tertarik dengan mereka pada saat itu menurutku itu hal yang paling menakutkan (bukan aku tak menyukai lawan jenis) tapi karena pengalamanku pada saat sekolah dasar, yang membuatku merasa membenci mereka semua, seperti apapun bentuk mereka, aku tak suka. kelas satu smp menjadi awal pengalaman burukku yang akhirnya memaksaku untuk menjadi lebih berani, karena aku tak mau menangis setiap hari, karena aku tak mau di sentuh oleh sembarangan orang yang tak aku sukai, aku jadi sering memukul orang lain yang menurutku jika aku tak melakukan itu, mereka akan bertindak semena - mena terhadapku hingga pada akhirnya satu per satu diantara mereka mulai takut untuk menggangguku di kelas karena tak ingin melihat kemarahaanku. aku pernah merobek-robek buku tulis mereka karen mencontek PR ku tanpa ijinku, bahkan aku pernah merontokan beberapa kancing baju salah satu diantara mereka karena mencoba menarik rambutku dengan sengaja. sungguh aku dulu berubah menjadi anak nakal karena aku tak ingin mereka menggangguku, dan aku tak pernah berani menceritkan ini kepada kedua orang tuaku, aku selalu berusaha menjadi anak yang baik dirumah tetapi mereka tak pernah tahu bagaimana aku disekolah, dan aneh nya meskipun aku melakukan hal - hal yang mengerikan seperti itu, anak-anak itu tak pernah mengadukanku pada wali kelas ataupun pada guru BP, dan aku pun merasa bahwa yang aku lakukan benar, aku hanya mencoba melindungi diri sendiri saat tak ada orang lain yang bisa aku andalkan. 

    Kelas dua smp ku lebih damai, aku terpisah dari se gerombolan anak - anak nakal itu, hanya dua pcs yang masih bertahan saat itu, dan mereka tak bisa melakukan apapun kepadaku tanpa ketua geng mereka, bayangkan ada 7-8 orang yang bersatu untuk menggangguku pada saat itu,, dan di kelas dua aku menemukan teman-teman yang lebih santai, bahkan sekalipun circle anak-anak pintar masih ada dikelas itu aku lebih memilih untuk menepi dan tak terlalu memaksakan diri untuk menjadi anak pintar seperti mereka, aku sadar nilaiku akan turun, tetapi setidaknya di dalam circle pertemananku yang baru tak ada yang membanding bandingkan nilai, karena kami sama-sama punya keunggulan di mata pelajaran tertentu yang berbeda-beda, disinilah kami bisa saling belajar satu sama lain, bisa saling sharing tentang kemampuan yang kami miliki, bukan berlomba untuk saling unggul. dan ada hal manis yang terjadi pada kelas dua ini, aku bertemu dengan dia yang menjadi cinta pertama (cinta monyet mungkin lebih tepatnya) ada perbedaan yang aku rasakan. sebut saja namanya Mr. G, aku tak begitu ingat bagaimana asal usul perasaan ini ada. dia adik kelasku saat itu, dan awal pertemuan antara aku dan dia pada waktu aku sedang bermain di rumah salah satu teman kelasku septi ternyata mr.g adalah saudara sepupunya, kalian percaya gak "orang itu beda pas pakai seragam sekolah dan baju rumahan (bebas)" dia terlihat sangat manis. sejak saat itu aku selalu menanyakan hal-hal yang ingin aku ketahui tantang mr.g kepada temanku itu dan tak jarang aku sering pergi ke kelasnya untuk menemani temanku bertemu dengan dia, sesekali dia juga mengajaku bercanda bersama dengan dia, rasanya hatiku benar benar kacau... semakin kami dekat aku tak sadar bahwa kami telah menjadi teman yang saling mengenal, dan aku tak sadar bahwa dia lebih muda dariku. 

    Nyaman mungkin kata yang tepat untuk mewakili perasaanku kepada dia pada saat itu, lama ke lamaan septi pun curiga dengan gelagatku yang selalu membicarakan tetang adik sepupunnya itu, hingga pada suatu moment study tour ke jakarta kami menginap satu malam di wisma haji, aku, septi dan dua teman kelasku mendapat kamar yang sama, kami tak bisa tidur bahkan sampai pagi menjelang pada saat itu lah septi bertanya "apakah aku menyukai mr.g?", dengan ekspresi terkejut aku tak menjawab,, lalu septi berkata bahwa dia sudah menemukan jawabannya, aku berfikir bahwa dia akan salah paham aku takut jika septi mengatakan hal itu pada mr.g, dengan cepat aku menjawab "bukan mr.g yang aku sukai, ada orang lain". seketika hatiku berdebar, rasanya bukan hanya membohongi temanku saja tetapi juga berbohong pada diri sendiri, sakit sekali rasanya. sejak hari itu aku memutuskan untuk diam dan tak pernah membahas tentang dia dengan siapa pun, aku pilih memendam persaan ini, entah sampai kapan pada akhirnya sampai aku melupakan cinta pertamaku. dan merelakan dia bahagia dengan orang lain yang lebih layak untuk dia. begitulah akhir kisahku di kelas dua, prestasi belajar aku tetap dapat selalu berada diperingkat sepuluh besar kelas, dan masa pubertas juga aku dapatkan. di kelas dua inilah aku menemukan sesuatu yang ingin aku lakukan dimasa depan, aku mulai tertarik dengan dunia komputer. dan memutuskan cita-cita yang aku inginkan dimasa depan, "patah hati mengajarkan aku, bagaimana kamu harus berjuang untuk menjadi lebih baik lagi dan lagi". 

    Bagaimana dengan kelas tigaku?? dimana teman-temanku satu per satu memulai kisah cinta nya dengan pasangan mereka, mulai berkencan dengan adik kelas ataupun kakak kelas yang sudah lulus. lalu bagaimana denganku? tak ada sedikitpun ke inginaku untuk seperti teman-temanku itu, aku masih merasakan perasaan yang sama pada mr.g sekalipun aku tahu fakta bahwa dia sudah memiliki kekasih, tetapi aku masih merasa menyimpan dia di dalam hatiku, seperti membawa perasaan seseorang kemanapun kita pergi padahal orang itu tak nyata. aku melakukan nya bahkan sampai masuk ke sekolah menengah kejuruan (smk). kelas tiga benar-benar aku habiskan untuk belajar dan belajar demi nilai ujianku, aku ingin masuk ke sekolah yang aku inginkan (jurusan komputer) dan mengejar apa yang menjadi ke inginaku (bukan cita-cita lagi) hanya sekedar ingin saja. dan finally aku lulus smp th 2011 dengan peringat ke - 7 dari semua siswa satu angkat, dan peringkat ke - 5 di kelas. aku puas meskipun bukan juara satu,dua,atau tiga, karena bagiku aku sudah membuktikan pada diriku sendiri bahwa aku bisa berubah menjadi orang yang lebih baik dari diriku yang sebelumnnya. dan akupun masih smk di tahun yang sama, di sanalah masa remajaku aku habiskan berama dengan teman - teman baru yang lebih banyak dan menyenangkan.

    Masa smk yang aku jalani menyimpan terlalu banyak cerita dan kisah, tiga tahun yang cukup mengesakan dan masa-masa yang akan selalu dirindukan. mulai dari ruang kelas, halaman sekolah, masjid, lapangan basket, tempat parkir, lab. komputer dan juga ruang organisasi pramuka. semua nya penuh dengan kenangan,, aku yang dulu nya pemalu jika bertemu dengan orang baru mulai untuk beradaptasi dengan lingkungan yang memaksa untuk berubah menjadi lebih berani, tapi tak se nakal pada waktu kelas satu smp tentunya, kali ini aku melakukannya dengan lebih baik. aku mengambil jurusan teknik komputer jaringan (TKJ) sesuai dengan minat yang aku inginkan pada saat itu,, awal masuk aku fikir aku salah mendaftar sekolah, karena pada waktu itu ruang kelas yang ada di sekolahku pada th 2011 hanya ada 10 ruang,, tetapi tiga tahunku di sekolah itu berkembang dengan sangat pesat, bahkan saat aku lulus ruang kelas yang dimiliki kurang lebih sudah 30 ruang dengan bangunan tingkat dua yang berjejer-jejer.. iri sekali rasanya karena kau hanya bisa menikmati semua itu di kelas tiga smk sampai lulus dari sana dan sekarang sekolah itu sudah semakin berkembang dari tahun ke tahun. aku bukan siswa yang berprestasi di sekolah dan nilai ujianku tak se memuaskan teman - temanku yang lain, bahkan aku juga gagal mendaftar snmptn dan sbmptn, kecewa? sedikit, aku sadar diri bukan siswa yang berprestasi dan memiliki nilai sempurna seperti yang lain. aku cukup senang karena bisa mengenal lebih banyak teman yang baik disana, yang sekarang sangat aku rindukan pertemuaannya dengan mereka semua, kesibukan dalam pekerjaan dan jarak serta waktu yang tak memungkinkan untuk aku bertemu dengan mereka semua, hanya bisa mendoakan semoga kalian semua di berikan kesehatan dan umur panjang, dilancarkan selalu segala urusannya. SMK Negeri 1 Bukateja, Purbalingga-Jawa Tengah.

Bekasi, september 2014

    Pertama kali menginjakan kaki di tanah perantauaan, dan sampai juni 2021 aku masih tetap stay disini, nyaman? betah? butuh? gagal move on? apapun itu istilahnya, aku hanya ingin menjalani hari-hari yang sudah menjadi jalan dari -Nya. bersyukur saja karena masih diberi kesibukan yang membawa manfaat untuk diri sendiri dan juga keluargaku disana. tentu ada banyak kisah yang aku jalani tetapi mungkin akan aku ceritakan dilain waktu, diriku yang sekarang sudah terlalu banyak memikirkan ini dan itu sudah tak asik lagi untuk mencari kebahagiaan dari dunia luar yang berbahaya. sampai pada suatu titik aku ingin menjadi orang yang egois saja, tak terlalu ingin betemu dengan banyak orang, dan melakukan banyak kegiatan dengan orang banyak, hanya sesekali jika ada teman yang mengajakku untuk bertemu dengan banyak orang, aku akan pergi tetapi jika di sengaja diri ini pergi bertemu dengan banyak orang, rasanya malas, sesak nafasku ini jika melihat banyak orang berkerumun. bukan karena sekarang sedang masa pandemi, tapi memang sudah sejak lama aku menutup diri dengan dunia luar yang mungkin menurut sebagian orang menyenangkan. terakhir kali aku masih menyukai dunia luar sebelum sakit dan meliburkan diri dari pekerjaan dalam waktu yang cukup panjang akhir tahun 2018, bulan september, tepat 4 tahun aku tinggal jauh dari orang tua, aku masih pergi bermain dengan teman-teman, ke mall, shopping, ke bioskop dan tempat hiburan lainnya. dan setelahnya aku mengalami kehidupan paling berat di sepanjang usiaku,, merepotkan keluarga kembali mejadi beban untuk mereka, membuat mereka terjaga setiap malam, membuat mereka meneteskan air mata, itu terjadi selama satu bulan penuh, sampai akhir 2018 menjelang tahun baru, Januari 2019 aku memutuskan untuk berubah menjalani kehidupanku dengan egois, karena aku jauh dari mereka orang-orang yang menyanyangiku, tak ada orang lain yang bisa aku andalkan selain diriku sendiri,, sekalipun ada beberapa orang yang benar-benar perduli kepadaku, itu karena aku sudah cukup baik mengenal mereka dan sudah mengenal mereka sejak pertama datang ke kota ini, mereka sudah seperti keluarga tetapi tetap saja aku tak bisa bergantung kepada mereka, aku harus mandiri, mengandalkan diri sendiri dan sekarang yang aku tahu bahwa, "Laa Tahzan,, " jika setiap urusan yang aku jalani selalu melibatkan Allah SWT di dalamnnya. PT TPR Indonesia,, ini tahun ke - 7 aku bekerja di tempat itu, jatuh bangun dan banyak kenangan manis, pahit, asam, asin rasanya nano-nano.. hanya ini yang bisa aku ceritakan tentang diriku, jika ada yang masih belum bisa dipahami tentang diriku, atau ada yang ingin kalian ketahui lebih lanjut tentang diriku,, silahkan tanyakan di komentar cukup sebagai "anonim" saja..

Komentar